CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS

Solution Of Life

Senin, 18 Mei 2009

Ribuan Warga Terkurung Banjir

JEURAM - Banjir besar melanda pantai barat Aceh, meliputi Nagan Raya, Aceh Barat, dan Aceh Jaya, Minggu (17/5) kemarin. Ribuan rumah warga terendam lebih satu meter dan ribuan warga lainnya terkurung oleh banjir, setelah jembatan dan jalan ikut rusak. Tak ada korban jiwa, kecuali seorang wanita hamil dilaporkan kritis karena tersengat listrik di tengah banjir yang melanda Meulaboh, Aceh Barat.

Dari Jeuram, ibu kota Kabupaten Nagan Raya, dilaporkan akibat meluapnya Krueng Nagan, sebanyak 5.653 warga dari 15 desa di empat kecamatan dalam wilayah itu dilanda banjir. Selain itu, sebuah jembatan gantung yang menghubungkan Desa Blang Panyang-Blang Teungku, Kecamatan Seunagan Timur, putus total, sehingga ribuan warga di tiga desa dalam kawasan itu terisolir.

Saat jembatan putus pada Minggu (17/5) sekitar pukul 02.00 WIB, terdengar suara letusan seperti ledakan bom. Warga panik. Jembatan rangka baja yang menghubungkan Desa Gunong Reubo-Simpang Peuet, Kecamatan Kuala, juga terkena imbas banjir, sehingga bergeser beberapa meter dan tak dapat lagi digunakan.

Satu jembatan lainnya yang terdapat di lintasan Meulaboh-Medan, tepatnya di Desa Ujong Fatihah, Kecamatan Kuala, nyaris ambruk ke sungai karena kepada (abutment)-nya tergerus banjir. Jalur itu sempat macet beberapa jam. Untung belakangan petugas keamanan datang memberi pertolongan.

Jembatan yang nyaris ambruk itu akhirnya diperbaiki warga setempat dan dijaga untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan. Truk berbadan besar kemarin tak diperkenankan lewat beberapa saat, karena khawatir jembatan itu ambruk ke sungai. Apalagi banjir kemarin terbilang tinggi, mencapai dua meter.

Beko tenggelam
Dilaporkan juga sebuah beko ikut tenggelam di DAS Krueng Nagan, kawasan Desa Langkak, Kecamatan Kuala Pesisir, Nagan Raya. Tapi belum diketahui pasti mengapa alat berat itu bisa terseret banjir. Warga khawatir beko yang hanyut itu bakal membentur dan meruntuhkan Jembatan Langkak yang selama ini ramai dilalui warga. Selain itu, serumpun besar pohon bambu sekitar pukul 11.00 WIB kemarin tumbang. Warga setempat kian panik, karena rumpun pohon tersebut nyaris memutuskan kabel listrik saat menghantam jembatan bikinan Jerman pada tahun 1981 itu.

Beberapa titik arus lalu lintas di Nagan Raya menuju Tapaktuan ikut macet, karena banjir menggenangi badan jalan antara 70 cm hingga 1 meter. Antrean panjang terlihat mencapai tiga kilometer. Sedangkan di perumahan warga, ketinggian air hampir dua meter. Kepala Dinas Sosial Nagan Raya, Drs Abdurrani, kepada Serambi tadi malam melaporkan 15 desa di empat kecamatan di Nagan ikut terendam banjir. Korbannya mencapai 5.653 orang. Ke-15 desa itu adalah Alue Gajah, Alue Siron, Cot Mueh, Ujong Sikuneng, Pulo Ie, Ujong Krueng, Neubok Yee, Kau, Lueng Keubeu Jagat, Lueng T Ben, Langkak, Kuala Tadu, Pulo, serta Padang Rubek.

“Untuk sementara sebagian bantuan telah kita salurkan, namun untuk Kecamatan Darul Makmur belum bisa kita salurkan karena terkendala oleh ruas jalan yang terendam banjir,” ungkap Abdurrani. Hingga tadi malam ribuan warga di wilayah itu masih khawatir tinggi genangan air bakal bertambah, karena hujan susulan sewaktu-waktu bisa saja terjadi, mengingat mendung masih menggantung.

Longsor
Di lintasan Jeuram-Takengon, tepatnya di kawasan Gunung Singgah Mata, menurut Abdurrani, setelah hujan berhari-hari terjadi longsor di beberapa titik. Akibatnya, arus transportasi darat terganggu. Terhadap situasi terakhir di puncak pegunungan itu, Abdurrani tak bisa memastikan kapan bisa ditangani. Hingga berita ini diturunkan tadi malam, belum ada laporan tentang korban banjir yang terpaksa ditampung di kamp pengungsian. Mereka lebih memilih berlindung di rumah sanak saudaranya di desa yang tak terkena banjir.

Aceh Barat
Banjir juga melanda Aceh Barat. Bahkan seorang ibu hamil tujuh bulan, Febrisyah (22), warga Desa Pasi Masjid, Kecamatan Johan Pahlawan, Minggu (17/5) kemarin tersengat arus listrik di tengah situasi banjir. Febri kritis dan kehamilannya terganggu, namun sudah ditangani di RSUD Cut Nyaki Dhien Meulaboh.

Seorang warga lainnya, Yanto (29), dilaporkan sakit akibat hujan dan banjir, tapi sudah ditangani tim medis. Sementara itu, tim Satgana, SAR, PMI, RAPI, Satlak, serta tim lainnya hingga sekitar pukul 23.00 WIB tadi malam terus mengevakuasi masyarakat korban banjir, mengingat ketinggian air di kawasan itu sudah mencapai 1,5 meter.

Bupati Aceh Barat, Ramli MS, didampingi Kabag Humas Setdakab, Drs Mursalin, kepada Serambi tadi malam mengatakan untuk sementara jumlah warga yang mengungsi di wilayah itu mencapai 500 jiwa. Mereka semua berasal dari Desa Pasi Masjid dan Leuhan, Kecamatan Johan Pahlawan, dan diungsikan ke beberapa balai desa yang dianggap aman dari terjangan banjir. Namun, proses evakuasi agak terkendala karena listrik padam.

Begitupun, tim medis disertai ambulans sudah disiagakan di lokasi banjir, maupun di lokasi penampungan sementara. Menurut Ramli, bantuan untuk korban banjir hingga tadi malam telah disalurkan. Ia bahkan memerintahkan pihak berwenang untuk siaga dan mengupayakan agar korban banjir tidak panik.

Aceh Jaya
Sejumlah desa di Aceh Jaya, Minggu (17/5) juga dilanda banjir, setelah diguyur hujan lebat dua hari terakhir, sehingga air sungai meluap ke permukiman warga. Bahkan, ribuan rumah penduduk Aceh Jaya terendam. Namun, sampai kemarin belum ada warga yang mengungsi. Desa-desa yang terendam banjir itu berada di Kecamatan Sampoiniet, sehingga penduduknya tidak bisa bepergian ke mana-mana, kecuali bertahan di rumah masing-masing. Adapun desa yang terendam banjir meliputi Teuping Hasan, Masen, Babah Dua, Gampong Baro, Lamtengoh, Ujong Rimba, Gunong Cut, Pante Krueng, dan Krueng Tho.

Belum diperbaiki
Dari Lhokseumawe dilaporkan, hingga pukul 16.00 WIB kemarin Pemkab Aceh Utara belum juga memperbaiki dua jembatan yang ambruk ke sungai di Desa Meunasah Alue, Kecamatan Nisam. Bahkan, menurut geuchik dan warga, tak seorang pun unsur pejabat pemerintahan yang datang ke lokasi itu untuk melihat kondisi terakhir.

“Dari tadi padi kami di sini tidak ke mana-mana, tapi sampai sekarang ini sudah jam tiga sore nggak ada satu orang pun pejabat yang datang. Jangankan mau kasih bantuan, melihat saja tidak,” ungkap warga kepada Serambi, didampingi Geuchik Meuansah Alue, Muhammad Alamsyah.

Padahal, menurut warga, mereka sangat berharap ada pejabat yang datang melihat sendiri bagaimana sulitnya masyarakat di sana, setelah jembatan itu ambruk. “Setidaknya, bisa dibuat dulu jembatan darurat untuk sementara waktu,” kata Kaur Bidang Pembangunan Meunasah Alue, Safruddin.

Seperti diberitakan sebelumnya, dua jembatan di Meunasah Alue, Kecamatan Nisam, masing-masing terletak di Dusun Alue Teungoh dan Alue Barat, Jumat (15/5) pukul 19.00 WIB, ambruk ke sungai. Akibatnya, transportasi darat dari Nisam ke Nisam Antara, Sawang, dan Banda Baro, lumpuh total. Tujuh rumah warga Alue Teungoh terancam amblas ke sungai. Selain jembatan, dua irigasi di Dusun Alue Meuh juga hancur. (edi/riz/saf)from serambinews.com

0 komentar:

Amazon Affiliate

SItus Iklan Gratis Untuk Anda