CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS

Solution Of Life

Rabu, 06 Mei 2009

Waspadai AIDS


pemahaman awam biasa mendeskreditkan para terinveksi AIDS. Mereka yang terinveksi Virus Immunodeficiency Virus (HIV)/Aqcuired Immune Defesiency Syndrome itu akan menjadi kelompok yang dimarjinalkan dalam masyarakat. Meski perlakuan ini tidak dibenarkan dalam ranah kemanusiaan, sebab terinveksi AIDS itu bisa saja seseorang yang tidak ada hubungan dengan penilaian miring selama ini, semisal seks bebas, narkoba, dan sebab lainnya.

Orang yang Hidup Dengan HIV dan AIDS (OHIDHA), selanjutnya perlu mendapat perlakuan adil, mereka tidak bisa disudutkan karena sesuatu yang buruk itu telah menimpanya. Mereka punya hak hidup bersama di tengah masyarakat, meski persoalan lain harus sama-sama dilakukan agar mereka mau terbuka dan memeriksakan dirinya secara rutin dalam masa rehabilitasi memperlambat kerja virus tersebut.

Ada yang perlu dicermati serius tentang HIV/AIDS di Aceh, jika tahun-tahun sebelumnya kasus ini tidak terlalu mencolok mata, saat ini Pemerintah dan sejumlah pemangku kebijakan di Aceh perlu intensife memperhatikan hal ini. Sebab di Banda Aceh saja, perkara ini menunjukan peningkatan yang cukup serius. Jika pada tahun 2004, hanya satu kasus yang diketahui di Aceh, saat ini tercatat 289 kasus sudah terinveksi virus ini.

Mengejutkan! sebab, angka tersebut diperkirakan akan terus bertambah setiap tahunnya di Aceh mengingat banyak diantara orang yang terinfeksi HIV/AIDS masih berkeliaran. Mereka yang mengidap atau terinfeksi tidak mengetahuinya dan siap menularkannya ke orang lain dalam beragam cara.

Virus yang menyerang sistem kekebalan manusia dan melemahkan pertahanan tubuh tersebut tidak mempunyai gejala samasekali dan tidak dapat dibedakan dengan orang yang sehat sekalipun, dia atau siapa saja tampil cantik dan sehat bisa terkena virus tersebut. Dimasa terinfeksi yakni satu sampai lima tahun virus ini melakukan replikasi, sehingga sel-sel kekebalan tubuh kita lebih sedikit dari virus ini. Orang yang terinfeksi HIV hanya dapat dikenali dengan melakukan tes darah. Untuk mengetahui orang yang berprilaku resiko terbebas dari HIV, harus mendapatkan pencegahan sejak dini dengan jalan di VCT. Sedangkan AIDS, gejalanya sudah timbul yakni dengan adanya penyakit peyertanya yang disebut Infesi Opportunistik (IO). AIDS biasaya terjadi setelah lima tahun seseorang setelah terinfeksi HIV.

Peningkatan angka kasus AIDS di Aceh sejatinya menjadi bahasan serius lembaga yang konsen menangani hal ini. Apalagi, sumber Kontras dalam beberapa kasus diantaranya terinveksi virus ini, ada pada kalangan anak-anak pejabat teras di Aceh. Jangan aneh, sebab ini nyata adanya. Ini sudah terjadi, besok mungkin saja beberapa diantara kita akan berurusan dengan hal ini. Langkah bijak tentunya kita harus ekstra hati-hati ketika bersentuhan dengan berbagai hal yang memungkinkan menyebarnya virus ini. Menjauhi narkoba dan praktek seks bebas, sudah jauh-jauh hari diingatkan untuk seluruh anak negeri ini. Pakem agama pun demikian tegas mengingatkan kita.

Nah, untuk kasus orang terinveksi yang sedang berjuang melawan HIV dan AIDS tentu perlu dukungan moral agar mereka bisa hidup lebih baik. Kita akan diuntungkan jika diantara mereka mau terbuka, sehingga penanganan selanjutnya bisa lebih mudah. Ini juga tugas pemerintah Aceh untuk mencari solusi agar penyebaran virus ini tidak menjalar dengan cepat. Selain pendanaan yang memadai untuk program penanganan virus ini dengan penguatan lembaga-lembaga terkaiat, kerjasama semua pihak juga dibutuhkan untuk turut memberikan perhatian pada HIV/AIDS. Termasuk, peranan keluarga dan pasien terinveksi AIDS itu sendiri.

from serambinews.com

0 komentar:

Amazon Affiliate

SItus Iklan Gratis Untuk Anda