CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS

Solution Of Life

Senin, 18 Mei 2009

PABRIK KOSMETIK PALSU


Pabrik Kosmetik Palsu: Sebuah rumah toko (ruko) yang dijadikan pabrik kosmetik palsu kemarin (18/5) digrebek polisi di Jalan Pengukiran 4 RT 04/02 Nomor 80 Kelurahan Pekojan Jakarta Barat (18 Mei 2009). Di rumah berlantai dua ukuran 5 X 30 meter persegi tersebut, polisi mengamankan ratusan produk siap jual dengan bahan-bahan pembuat kosmetik sebagai barang bukti. Diantaranya, 540 botol cream Lien Hua, 96 kotak DR pemutih dokter, 120 botol cream natural 99, 30 botol alkohol merk Hodroquinone, 12 botol pewarna makanan merk Koepoe-koepoe, dan beberapa produk kosmetik lainny

Mantan Kombatan Serahkan Senjata AK-56


BIREUEN – Gelisah menyimpan lama senjata tanpa hak, akhirnya seorang mantan kombatan GAM menyerahkan sepucuk senjata jenis AK-56 bersama 33 butir peluru kaliber 7,62 mm kepada polisi. Paket istimewa itu diterima Kapolres Bireuen, AKBP T Saladin SH, dua pekan lalu, namun info tersebut baru dibocorkan Saladin kepada wartawan, Minggu (17/5) kemarin.

Kapolres T Saladin dalam pertemuan dengan belasan wartawan kemarin mengatakan senjata itu dia terima di rumah dinasnya hampir dua pekan lalu (Kamis, 7/5). Namun karena perlu penggalian informasi tentang latar belakang senjata yang diserahkan itu, di samping komitmen untuk menjaga identitas orang yang menyerahkan senjata, maka hal itu agak terlambat diekspose.

“Apalagi permintaan orang yang menyerahkan itu agar identitasnya benar-benar dirahasiakan,” ujar Kapolres didampingi Wakapolres Kompol Armaini SIK, Kasat Intelkam AKP Sulaiman, dan Kasat Rerkrim AKP Trisna Safari. Menurut Kapolres, senjata yang tak kelihatan lagi nomor serinya itu diserahkan si pemilik, tak terlepas dari keinginan yang bersangkutan agar perdamaian Aceh terus berlanjut dan dijaga bersama.

Dikisahkan, pemilik senjata itu awalnya menghubungi Kapolres Bireuen untuk menyampaikan niatnya menyerahkan bedil dan peluru aktif yang selama ia dia simpan rapi. Karena waktu itu Teuku Saladin sedang di luar kantor, maka diatur waktu penyerahan pada jam berikutnya. Mantan kombatan itu pun menghubungi Wakapolres Bireuen, Kompol Armaini S. Kemudian dia lakukan komunikasi dengan Kasat Intelkam Polres Bireuen, AKP Sulaiman.

Setelah dipastikan identitasnya akan dirahasikan polisi, maka mantan kombatan (petempur) itu pun meminta Kasat Intelkam menjemputnya di suatu tempat yang berjarak sekitar 1 kilometer (km) dari Kota Bireuen. “Malam itu juga sekitar pukul 21.00 WIB, Kamis (7/5), orang tersebut bersama senjata yang hendak dia serahkan dibawa ke rumah dinas Kapolres Bireuen. Disaksikan beberapa orang, senjata tersebut akhirnya diserahkan kepada Pak Kapolres,” tambah Kasat Intelkam Polres Bireuen.

Awalnya ragu
Menjawab wartawan mengapa senjata itu tidak diserahkan saat penyerahan massal tahun 2005 selagi masih ada Aceh Monitoring Mission (AMM), Kapolres T Saladin mengatakan, waktu itu yang bersangkutan sebenarnya ingin menyerahkan, tapi dia masih ragu-ragu mengenai nasib perdamaian Aceh ke depan.

Tapi ternyata setelah yang bersangkutan melihat perdamaian Aceh terus bertahan, maka timbul niatnya untuk tidak perlu lagi mempersenjatai diri secara ilegal. Akhirnya, dia serahkan AK-56 tersebut kepada Kapolres Bireuen secara sukarela dan tanpa imbalan apa pun. Menurut Kapolres, pemilik senjata mengaku selama ini dia gelisah jika sewaktu-waktu kena razia atau senjata yang disimpannya itu jatuh ke tangan orang jahat. Kini, setelah ia serahkan kepada pihak berwenang, maka ia tak perlu khawatir lagi senjata dan peluru itu jatuh ke tangan orang yang berniat jahat.

Penyerahan senjata itu, kata Kapolres, sudah dilapor langsung ke Kapolda Aceh, Irjen Adityawarman. “Kapolda Aceh mengucapkan terima kasih kepada eks kombatan itu,” ujarnya.

Menurut Saladin, Kapolda Aceh juga mengimbau seluruh masyarakat maupun para mantan kombatan GAM yang merasa masih menyimpan atau memiliki senjata api, supaya dapat mengikuti jejak “Mr X”, menyerahkan senjata dan peluru. “Coba diingat-ingat, kalau ada senjata yang masih disimpan atau ditanam pada masa konflik dulu, mohon dicari lagi dan diserahkan ke polisi. Jika tidak berani atau ragu menyerahkan langsung, silakan hubunggi polisi melalui HP dan beri tahu di mana tempatnya, supaya bisa diambil untuk diamankan,” kata Kapolres.

Menjawab Serambi berapa total senjata yang berhasil diamankan pasca-MoU Helsinki di wilayah hukum Bireuen, Kapolres menyebutkan granat empat buah, senjata pelontar jenis GLM satu pucuk, senjata serbu jenis AK-56 tiga pucuk, senjata genggam jenis revolver dan FN masing-masing satu pucuk. Sedangkan senapan angin yang menyerupai senjata AK sudah disita lima pucuk plus 53 butir peluru. (yus)

Ribuan Warga Terkurung Banjir

JEURAM - Banjir besar melanda pantai barat Aceh, meliputi Nagan Raya, Aceh Barat, dan Aceh Jaya, Minggu (17/5) kemarin. Ribuan rumah warga terendam lebih satu meter dan ribuan warga lainnya terkurung oleh banjir, setelah jembatan dan jalan ikut rusak. Tak ada korban jiwa, kecuali seorang wanita hamil dilaporkan kritis karena tersengat listrik di tengah banjir yang melanda Meulaboh, Aceh Barat.

Dari Jeuram, ibu kota Kabupaten Nagan Raya, dilaporkan akibat meluapnya Krueng Nagan, sebanyak 5.653 warga dari 15 desa di empat kecamatan dalam wilayah itu dilanda banjir. Selain itu, sebuah jembatan gantung yang menghubungkan Desa Blang Panyang-Blang Teungku, Kecamatan Seunagan Timur, putus total, sehingga ribuan warga di tiga desa dalam kawasan itu terisolir.

Saat jembatan putus pada Minggu (17/5) sekitar pukul 02.00 WIB, terdengar suara letusan seperti ledakan bom. Warga panik. Jembatan rangka baja yang menghubungkan Desa Gunong Reubo-Simpang Peuet, Kecamatan Kuala, juga terkena imbas banjir, sehingga bergeser beberapa meter dan tak dapat lagi digunakan.

Satu jembatan lainnya yang terdapat di lintasan Meulaboh-Medan, tepatnya di Desa Ujong Fatihah, Kecamatan Kuala, nyaris ambruk ke sungai karena kepada (abutment)-nya tergerus banjir. Jalur itu sempat macet beberapa jam. Untung belakangan petugas keamanan datang memberi pertolongan.

Jembatan yang nyaris ambruk itu akhirnya diperbaiki warga setempat dan dijaga untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan. Truk berbadan besar kemarin tak diperkenankan lewat beberapa saat, karena khawatir jembatan itu ambruk ke sungai. Apalagi banjir kemarin terbilang tinggi, mencapai dua meter.

Beko tenggelam
Dilaporkan juga sebuah beko ikut tenggelam di DAS Krueng Nagan, kawasan Desa Langkak, Kecamatan Kuala Pesisir, Nagan Raya. Tapi belum diketahui pasti mengapa alat berat itu bisa terseret banjir. Warga khawatir beko yang hanyut itu bakal membentur dan meruntuhkan Jembatan Langkak yang selama ini ramai dilalui warga. Selain itu, serumpun besar pohon bambu sekitar pukul 11.00 WIB kemarin tumbang. Warga setempat kian panik, karena rumpun pohon tersebut nyaris memutuskan kabel listrik saat menghantam jembatan bikinan Jerman pada tahun 1981 itu.

Beberapa titik arus lalu lintas di Nagan Raya menuju Tapaktuan ikut macet, karena banjir menggenangi badan jalan antara 70 cm hingga 1 meter. Antrean panjang terlihat mencapai tiga kilometer. Sedangkan di perumahan warga, ketinggian air hampir dua meter. Kepala Dinas Sosial Nagan Raya, Drs Abdurrani, kepada Serambi tadi malam melaporkan 15 desa di empat kecamatan di Nagan ikut terendam banjir. Korbannya mencapai 5.653 orang. Ke-15 desa itu adalah Alue Gajah, Alue Siron, Cot Mueh, Ujong Sikuneng, Pulo Ie, Ujong Krueng, Neubok Yee, Kau, Lueng Keubeu Jagat, Lueng T Ben, Langkak, Kuala Tadu, Pulo, serta Padang Rubek.

“Untuk sementara sebagian bantuan telah kita salurkan, namun untuk Kecamatan Darul Makmur belum bisa kita salurkan karena terkendala oleh ruas jalan yang terendam banjir,” ungkap Abdurrani. Hingga tadi malam ribuan warga di wilayah itu masih khawatir tinggi genangan air bakal bertambah, karena hujan susulan sewaktu-waktu bisa saja terjadi, mengingat mendung masih menggantung.

Longsor
Di lintasan Jeuram-Takengon, tepatnya di kawasan Gunung Singgah Mata, menurut Abdurrani, setelah hujan berhari-hari terjadi longsor di beberapa titik. Akibatnya, arus transportasi darat terganggu. Terhadap situasi terakhir di puncak pegunungan itu, Abdurrani tak bisa memastikan kapan bisa ditangani. Hingga berita ini diturunkan tadi malam, belum ada laporan tentang korban banjir yang terpaksa ditampung di kamp pengungsian. Mereka lebih memilih berlindung di rumah sanak saudaranya di desa yang tak terkena banjir.

Aceh Barat
Banjir juga melanda Aceh Barat. Bahkan seorang ibu hamil tujuh bulan, Febrisyah (22), warga Desa Pasi Masjid, Kecamatan Johan Pahlawan, Minggu (17/5) kemarin tersengat arus listrik di tengah situasi banjir. Febri kritis dan kehamilannya terganggu, namun sudah ditangani di RSUD Cut Nyaki Dhien Meulaboh.

Seorang warga lainnya, Yanto (29), dilaporkan sakit akibat hujan dan banjir, tapi sudah ditangani tim medis. Sementara itu, tim Satgana, SAR, PMI, RAPI, Satlak, serta tim lainnya hingga sekitar pukul 23.00 WIB tadi malam terus mengevakuasi masyarakat korban banjir, mengingat ketinggian air di kawasan itu sudah mencapai 1,5 meter.

Bupati Aceh Barat, Ramli MS, didampingi Kabag Humas Setdakab, Drs Mursalin, kepada Serambi tadi malam mengatakan untuk sementara jumlah warga yang mengungsi di wilayah itu mencapai 500 jiwa. Mereka semua berasal dari Desa Pasi Masjid dan Leuhan, Kecamatan Johan Pahlawan, dan diungsikan ke beberapa balai desa yang dianggap aman dari terjangan banjir. Namun, proses evakuasi agak terkendala karena listrik padam.

Begitupun, tim medis disertai ambulans sudah disiagakan di lokasi banjir, maupun di lokasi penampungan sementara. Menurut Ramli, bantuan untuk korban banjir hingga tadi malam telah disalurkan. Ia bahkan memerintahkan pihak berwenang untuk siaga dan mengupayakan agar korban banjir tidak panik.

Aceh Jaya
Sejumlah desa di Aceh Jaya, Minggu (17/5) juga dilanda banjir, setelah diguyur hujan lebat dua hari terakhir, sehingga air sungai meluap ke permukiman warga. Bahkan, ribuan rumah penduduk Aceh Jaya terendam. Namun, sampai kemarin belum ada warga yang mengungsi. Desa-desa yang terendam banjir itu berada di Kecamatan Sampoiniet, sehingga penduduknya tidak bisa bepergian ke mana-mana, kecuali bertahan di rumah masing-masing. Adapun desa yang terendam banjir meliputi Teuping Hasan, Masen, Babah Dua, Gampong Baro, Lamtengoh, Ujong Rimba, Gunong Cut, Pante Krueng, dan Krueng Tho.

Belum diperbaiki
Dari Lhokseumawe dilaporkan, hingga pukul 16.00 WIB kemarin Pemkab Aceh Utara belum juga memperbaiki dua jembatan yang ambruk ke sungai di Desa Meunasah Alue, Kecamatan Nisam. Bahkan, menurut geuchik dan warga, tak seorang pun unsur pejabat pemerintahan yang datang ke lokasi itu untuk melihat kondisi terakhir.

“Dari tadi padi kami di sini tidak ke mana-mana, tapi sampai sekarang ini sudah jam tiga sore nggak ada satu orang pun pejabat yang datang. Jangankan mau kasih bantuan, melihat saja tidak,” ungkap warga kepada Serambi, didampingi Geuchik Meuansah Alue, Muhammad Alamsyah.

Padahal, menurut warga, mereka sangat berharap ada pejabat yang datang melihat sendiri bagaimana sulitnya masyarakat di sana, setelah jembatan itu ambruk. “Setidaknya, bisa dibuat dulu jembatan darurat untuk sementara waktu,” kata Kaur Bidang Pembangunan Meunasah Alue, Safruddin.

Seperti diberitakan sebelumnya, dua jembatan di Meunasah Alue, Kecamatan Nisam, masing-masing terletak di Dusun Alue Teungoh dan Alue Barat, Jumat (15/5) pukul 19.00 WIB, ambruk ke sungai. Akibatnya, transportasi darat dari Nisam ke Nisam Antara, Sawang, dan Banda Baro, lumpuh total. Tujuh rumah warga Alue Teungoh terancam amblas ke sungai. Selain jembatan, dua irigasi di Dusun Alue Meuh juga hancur. (edi/riz/saf)from serambinews.com

Kamis, 14 Mei 2009

Tolak Boediono, PKS Tak Mau Koalisi Disamakan Perusahaan Pribadi


Jakarta - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tidak mau koalisi yang dibangunnya dengan Partai Demokrat (PD) disamakan dengan perusahaan pribadi. Dalam perusahaan pribadi, peserta koalisi hanya dijadikan sebagai pekerja.

Ketua FPKS Mahfudz Siddiq menjelaskan, koalisi ibarat sebuah perusahaan yang masing-masing pemiliknya memiliki saham. Dengan demikian hak dan kewajibannya seimbang.

"Kita ibaratkan koalisi seperti perusahaan yang semua punya saham, jadi harus duduk bersama dan bicara bersama mengambil keputusan," jelas Mahfudz dalam jumpa pers di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (14/5/2009).

"Kecuali PD hendak membuat perusahaan pribadi, di mana anggota koalisi cuma dijadikan sebagai pekerja saja. Ya kalau gitu terserah," lanjut Mahfudz.

PKS tidak setuju terhadap cawapres Boediono yang dipilih Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) lantaran sudah memiliki calon lain. "PKS dan partai-partai tengah lain jangan disudutkan pada posisi seolah-olah no other choice. Kita juga sudah punya pilihan lain," ujar Mahfudz.

Mahfudz menyuplik pepatah Betawi untuk mengumpamakan masalah ini. "Ibarat pepatah Betawi, bukan bagaimana nanti, tapi maunya kita nanti bagaimana, harus sudah clear,"

Amazon Affiliate

SItus Iklan Gratis Untuk Anda